A. MATERI
Majid, Abdul.
2008. Perencanaan Pembelajaran:
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Bandung:Remaja Rosdakarya.
Identifikasi kemampuan awal
Kemampuan awal
dan karakteristik siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan,
termasuk di dalamnya latar belakang informasi karakteristik siswa yang telah ia
miliki pada saat mulai nmengikuti suatu program pengajaran. Masalah sering
terjadi dalam memperkirakan kemampuan dan keadaan siswa. Kadang-kadang
perkiraan itu terlalu rendah (under estimate), namun kadang-kadang perkiraan
itu terlalu tinggi (over estimate).
Manakala terjadi
masalah pertama di mana guru memperkirakan kemampuan siswa terlalu rendah, maka
akan terjadi bahwa ia mengajarkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Dengan
kejadian itu berarti terjadi penghamburan waktu yang sangat berguna atau bahkan
membuat siswa pada bosan. Oleh sebab itu, menjadi kelaziman bagi para pendidik
perlu memperhatikan perbedaan-perbedaan individual di antara para siswanya,
yakni:
a. Mereka mengetahui bahwa para siswa datang ke sekolah
dengan membawa berbagai bekal kemampuan.
b. Mereka mengetahui pula bahwa para siswa datang dari
berbagai latar belakang keadaan keluarga yang berbeda-beda.
Karakteristik siswa
Untuk
menganalisis karakteristik siswa, ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan
kemampuan awal atau “prerequisite skills”
Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang
dan status sosial kebudayaan.
Karakteristik yang berkenaan dengan
perbedaan-perbedaan kepribadian.
Teknik analisis
karakteristik siswa:
1.
Menggunakan catatan atau dokumen yang tersedia
2.
Menggunakan tes prasarat dan tes awal
3.
Mengadakan konsultasi individu
4.
Menyampaikan angket
Pengelolaan siswa
Guru dapat
mengatur dan merekayasa segala sesuatunya. Guru dapat mengatur siswa
berdasarkan situasi yang ada ketika proses belajar mengajar berlangsung. Ada beberapa macam
pengelompokan siswa:
1.
Task planning
groups, bentuk pengelompokan berdasarkan rencana tugas yang akan diberikan
oleh guru.
2.
Teaching groups, kelompok
ini biasa digunakan di mana guru memerintahkan suatu hal, siswa yang ada pada
tahapyang sama mengerjakan tugas yang sama pada saat yang sama.
3.
Seating groups, pengelompokan
ini bersifat umum, di mana4—6 siswa duduk mengelilingi satu meja.
4.
Joint learning
groups, pengelompokan siswa di mana satu kelompok siswa bekerja dengan
kegiatan yang saling terkait dengan kelompok yang lain.
5.
Collaborative-groups,
kelompok kerja yang menitikberatkan pada kerja samatiap individu dan
hasilnya sebagai sesuatu yang teraplikasi.
Masalah siswa
Pengelompokan
siswa tersebut terkadang malah menimbulkan masalah baru bagi guru. Untuk
membantu guru, ada lima
kelompok besar kepribadian siswa menurut Pollard dalam Hilda Karli (2004),
yaitu:
- Impulsivity, orang yang tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas tanpa berpikir terlebih dahulu. Sedangkan reflexivity adalah orang yang sangat mempertimbangkan tugas tersebut tanpa berkesudahan.
- Extrovesion, orang yang ramah,terbuka, bahkan kadang-kadang tergantung dari perlakuan teman-teman sekelompoknya. Sedangkan introversion adalah orang yang tertutup dan sangat pribadi, malah kadang-kadang tidak mau bergaul dengan teman-temannya.
- Anxiety, orang yang merasa kurang dapat bergaul dengan teman, guru, atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, sedangkan adjustment adalah orang yang merasa dapat bergaul dengan guru, teman atau dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
- Vacillation, orang yang konsentrasinya rendah dan sering berubah-ubah, serta cepat menyerah dalam pekerjaan, sedangkan perseverance adalah orang yang mempunyai daya konsentrasi kuat dan terfokus serta pantang menyerah dalam menyelesaikan pekerjaan.
- Competitiveness, orang yang mengukur prestasinya dengan orang lain dan sukar bekerjasama dengan orang lain, sedangkan Collaborativeness adalah orang yang sangat tergantung pada orang lain dan tidak dapat bekerja sendiri.
Pemecahan masalah siswa
Pengelolaan
siswa merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisi
yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Oleh sebab itu,
diperlukan pemecahan masalah terhadap siswa yang berlaku menyimpang. Berikut
ini pemecahan masalahnya:
1.
Usaha yang bersifat pencegahan
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya
tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya
pembelajaran, antara lain:
Mulyani Sumantri berpendapat, dengan cara:
a.
menunjukkan sikap tanggap
b.
membagi perhatian
c.
memusatkan perhatian kelompok
d.
memberi petunjuk yang jelas
e.
menegur
f.
memberikan penguatan
Pendapat lain mengemukakan, dengan cara:
a.
peningkatan kesadaran bagi guru
b.
peningkatan kesadaran bagi peserta didik
c.
sikap polos dan tulus dari guru
d.
mengenal alternatif pengelolaan
e.
menciptakan kontrak sosial
2.
Usaha yang bersifat penyembuhan
Langkah-langkah yang diungkapkan Johar Permana sebagai berikut:
a.
mengidentifikasi masalah
b.
menganalisis masalah
c.
menilai alternatif pemecahan
d.
mendapatkan balikan
Apabila masalah
yang dihadapi siswa adalah masalah belajar siswa, maka ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh guru, antara lain:
1.
Program perbaikan
Pengajaran perbaikan ini merupakan bentuk khsus dari pengajaran yang
diberikan kepada seseorang atau beberapa orang murid yang mengalami kesulitan
belajar.
2.
Program pengayaan
Pengayaan ini adalah salah satu bentuk pengajaran yang khsusus diberikan
kepada murid-murid yang sangat cepat dalam belajar. Biasanya, murid yang sangat
cepat belajar dapat menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan lebih cepat
daripada teman-teman sekelas lainnya.
3.
Program akselerasi (percepatan)
Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melalui masa belajar di sekolah dengan waktu yang relatif cepat. Hal ini
dimungkinkan dalam suasana kelas yang menerapkan pembelajaran tuntas di mana
siswa yang luar biasa cerdasmampu menyelesaikan kompetensi dasar jauh lebih
cepat dengan nilai yang amat baik pula.
B. REFERENSI
Gafur, Abdul.
1980. Disain Instruksional. Solo:Tiga Serangkai.
Jamaluddin.
2003. Problematik Pembelajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakata:Adicita Karya Nusa
Bandung:Remaja Rosdakarya.