JellyPages.com

Senin, 17 September 2012

Kemampuan Awal dan Karakteristik Siswa

A.    MATERI


Identifikasi kemampuan awal
Kemampuan awal dan karakteristik siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan, termasuk di dalamnya latar belakang informasi karakteristik siswa yang telah ia miliki pada saat mulai nmengikuti suatu program pengajaran. Masalah sering terjadi dalam memperkirakan kemampuan dan keadaan siswa. Kadang-kadang perkiraan itu terlalu rendah (under estimate), namun kadang-kadang perkiraan itu terlalu tinggi (over estimate).
Manakala terjadi masalah pertama di mana guru memperkirakan kemampuan siswa terlalu rendah, maka akan terjadi bahwa ia mengajarkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Dengan kejadian itu berarti terjadi penghamburan waktu yang sangat berguna atau bahkan membuat siswa pada bosan. Oleh sebab itu, menjadi kelaziman bagi para pendidik perlu memperhatikan perbedaan-perbedaan individual di antara para siswanya, yakni:
a.    Mereka mengetahui bahwa para siswa datang ke sekolah dengan membawa berbagai bekal kemampuan.
b.  Mereka mengetahui pula bahwa para siswa datang dari berbagai latar belakang keadaan keluarga yang berbeda-beda.

Karakteristik siswa
Untuk menganalisis karakteristik siswa, ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau “prerequisite skills”
Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial kebudayaan.
Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian.

Teknik analisis karakteristik siswa:
1.        Menggunakan catatan atau dokumen yang tersedia
2.        Menggunakan tes prasarat dan tes awal
3.        Mengadakan konsultasi individu
4.        Menyampaikan angket

Pengelolaan siswa
Guru dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya. Guru dapat mengatur siswa berdasarkan situasi yang ada ketika proses belajar mengajar berlangsung. Ada beberapa macam pengelompokan siswa:
1.        Task planning groups, bentuk pengelompokan berdasarkan rencana tugas yang akan diberikan oleh guru.
2.        Teaching groups, kelompok ini biasa digunakan di mana guru memerintahkan suatu hal, siswa yang ada pada tahapyang sama mengerjakan tugas yang sama pada saat yang sama.
3.        Seating groups, pengelompokan ini bersifat umum, di mana4—6 siswa duduk mengelilingi satu meja.
4.        Joint learning groups, pengelompokan siswa di mana satu kelompok siswa bekerja dengan kegiatan yang saling terkait dengan kelompok yang lain.
5.        Collaborative-groups, kelompok kerja yang menitikberatkan pada kerja samatiap individu dan hasilnya sebagai sesuatu yang teraplikasi.

Masalah siswa
Pengelompokan siswa tersebut terkadang malah menimbulkan masalah baru bagi guru. Untuk membantu guru, ada lima kelompok besar kepribadian siswa menurut Pollard dalam Hilda Karli (2004), yaitu:
  1. Impulsivity, orang yang tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas tanpa berpikir terlebih dahulu. Sedangkan reflexivity adalah orang yang sangat mempertimbangkan tugas tersebut tanpa berkesudahan.
  2. Extrovesion, orang yang ramah,terbuka, bahkan kadang-kadang tergantung dari perlakuan teman-teman sekelompoknya. Sedangkan introversion adalah orang yang tertutup dan sangat pribadi, malah kadang-kadang tidak mau bergaul dengan teman-temannya.
  3. Anxiety, orang yang merasa kurang dapat bergaul dengan teman, guru, atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, sedangkan adjustment adalah orang yang merasa dapat bergaul dengan guru, teman atau dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
  4. Vacillation, orang yang konsentrasinya rendah dan sering berubah-ubah, serta cepat menyerah dalam pekerjaan, sedangkan perseverance adalah orang yang mempunyai daya konsentrasi kuat dan terfokus serta pantang menyerah dalam menyelesaikan pekerjaan.
  5. Competitiveness, orang yang mengukur prestasinya dengan orang lain dan sukar bekerjasama dengan orang lain, sedangkan Collaborativeness adalah orang yang sangat tergantung pada orang lain dan tidak dapat bekerja sendiri.
Pemecahan masalah siswa
Pengelolaan siswa merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Oleh sebab itu, diperlukan pemecahan masalah terhadap siswa yang berlaku menyimpang. Berikut ini pemecahan masalahnya:
1.      Usaha yang bersifat pencegahan
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran, antara lain:
Mulyani Sumantri berpendapat, dengan cara:
a.       menunjukkan sikap tanggap
b.      membagi perhatian
c.       memusatkan perhatian kelompok
d.      memberi petunjuk yang jelas
e.       menegur
f.       memberikan penguatan
Pendapat lain mengemukakan, dengan cara:
a.       peningkatan kesadaran bagi guru
b.      peningkatan kesadaran bagi peserta didik
c.       sikap polos dan tulus dari guru
d.      mengenal alternatif pengelolaan
e.       menciptakan kontrak sosial
2.      Usaha yang bersifat penyembuhan
Langkah-langkah yang diungkapkan Johar Permana sebagai berikut:
a.       mengidentifikasi masalah
b.      menganalisis masalah
c.       menilai alternatif pemecahan
d.      mendapatkan balikan

Apabila masalah yang dihadapi siswa adalah masalah belajar siswa, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain:
1.      Program perbaikan
Pengajaran perbaikan ini merupakan bentuk khsus dari pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang murid yang mengalami kesulitan belajar.
2.      Program pengayaan
Pengayaan ini adalah salah satu bentuk pengajaran yang khsusus diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat dalam belajar. Biasanya, murid yang sangat cepat belajar dapat menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan lebih cepat daripada teman-teman sekelas lainnya.
3.      Program akselerasi (percepatan)
Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melalui masa belajar di sekolah dengan waktu yang relatif cepat. Hal ini dimungkinkan dalam suasana kelas yang menerapkan pembelajaran tuntas di mana siswa yang luar biasa cerdasmampu menyelesaikan kompetensi dasar jauh lebih cepat dengan nilai yang amat baik pula.


B.    REFERENSI 

Gafur, Abdul. 1980. Disain Instruksional. Solo:Tiga Serangkai. 
Jamaluddin. 2003. Problematik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakata:Adicita Karya Nusa
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. 
            Bandung:Remaja Rosdakarya.

Jumat, 14 September 2012

Penilaian Kelas



 A. MATERI

 Penyusunan tes
Secara keseluruhan, penyusunan tes meliputi dua tahap yakni penyusunan rencana tes dan penyusunan perangkat tes.

Penyusunan rencana tes
Penyusunan rencana tes terbagi atas 2 bentuk:
Informasi kelembagaan
Informasi kelembagaan meliputi hal sebagai berikut:
a.       Lembaga di mana tes yang direncanakan itu akan digunakan perlu diidentifikasikan secara lengkap dan jelas. Informasi yang diperlukan meliputi: identitas lembaga pendidikan sebagaimana dikenal secara umum, bagian darilembaga berupa jurusanatau program studi, tingkatatau kelas peserta kelas.
b.      Namamata kuliah atau mata pelajaran yang tesnya sedang disusunperlu juga diidentifikasikan secara lengkap dan jelas, sesuai dengan nama yang secaranyata digunakan dilembaga pendidikan tersebut.
c.       Tingkat/ semester/ kelas pembelajar yang akan mengikuti tes.
d.      Ciri-ciri dan jumlah pembelajar yang merupakan peserta tes yang penyusunannya sedang direncanakan. Ciri-ciri pembelajar yang mungkin perlu dipertimbangkan termasuk: bidang kajianpokok yang sedang dipelejari, usia, jenis, kelamin, tingkat penguasaan bahasa, dan latar belakang akademik-sosial-ekonomi. Di samping itu perlu dipastikan jumlah pembelajar yang akan mengkikuti tes, khususnya dalam kaitan dengan jenis dan format tes yang digunakan. Informasi ini penting untuk dijadikan dasar pertimbangan, terutamadalam menentukan pilihan antara tes subjektif atau tes objektif.

Garis besar tes
Secara konkret, garis besar tes itu memuat:
a.       Rumusan tujaun umum penyelenggaraan tes yang dikaitkan dengan tujuan pembelajaran, seperti dirumuskan pada kurikulum yang mendasari penyelenggaraan pembelajarannya atau informasi dari salah seorang pengajar, yang perlu dicatata dan dirujuk agar bila perlu, dapat pastikan kebenaran dan ketepatannya.
b.      Rumusan sejumlah tujuan khusus penyelenggaraan tes, yang secara nalar merupakan rincian dan sekaligus penjabaran dari tujuan umum, atas dasar rujukan atau informasi dari salah seorang pengajar, yang perlu dicatat dan dirujuk agar bilaperlu, dapat dipastikan kebenaran dan ketepatannya.
c.       Penentuan jenis tes yang akan disusun berdasarkan tujuan umum dan rincian tujuan khusus yang telah dirumuskan, baik berdasarkan tujuan, sasaran kemampuan bahasa, sasaran komponen bahasa. Secara khusus juga ditentukan format tes yang digunakan, terutama dalam menentukan pilihan antara jenis tes subjektif dan jenis tes objektif, masing-masing dengan rincian dan justifikasi penggunaannya.
d.      Penentuan bahan yang nantinya perlu disajikan pada awal tes sebagai acuan pokok dan sumber penyusunan butir-butir tes, khusunya dalam mempersiapkan tes kemampuan membaca atau tes kemampuan menyimak, baik berupa wacana tulismaupun wacana lisan yang direkam.
e.       Jumlah butir tes atau pertanyaan yang akan ditanyakan yang disesuaikan dengan pilihan bahan yang digunakan sebagai rujukan, serta waktu pengerjaan yangs ecara nyata tersedia.

Rincian rencana tes
Informasi kelembagaan
Isian
1.         Universitas/ Sekolah
2.         Fakultas/Jurusan/Program Studi
3.         Tingkat/Semester/Kelas
4.         Jumlah pembelajar peserta kelas

Nama lengkap lembaga pendidikan
Nama fakultas/jurusan/program studi
Angka yang menunjukkan tingkat/semester/kelas
Angka yang menunjukkan jumlah peserta tes
Garis besar tes
Isian
Tujuan umum penyelenggaraan tes

Rincian tujuan penyelenggaraan tes

Jenis tes dan tes formatsecara rinci

Judul rujukan bahan tes
Jumlah butir tes

Rumusan tujuan umum penyelenggaraan tes, dengan dukungan rujukan kurikulum
Rumusan rincian tujuan penyelenggaraan tes, dengan dukunganrujukan kurikulum atau penjelasan
Nama jenis tes dan format tes yang akan digunakan secara rinci, denganpenjelasandan justifikasi
Nama sumber untuk bahan membuat tes
Angka yang menunjukkan jumlah butirtes atau pertanyaan


Penyusunan perangkat tes
Penyusunan perangkat tes ini meliputi:
1.        Penyusunan kisi-kisi tes
Penyusunan ini memuat rumusan tujuan umum, rincian tujuan khusus, yang disusun secara bertingkat mulai dari yang paling sederhana sampai denganyang paling sulit, disertai jumlah ataupersentasibutir tes atau pertanyaan untuk masing-masing rincian tujuan, sesuai dengan tingkat relevansi atau pentingnya pada tes yang direncanakan.
2.        Penulisan butir-butir tes
Penulisan butir-butir tes atau opertanyaan berdasarkan rambu-rambupenulisan butir tes atau pertanyaan,sesuai dengan jenis dan format tes yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam jumlah sesuai dengan yang telah direncanakan berdasarkan pentingnya masing-masing butir tes.
3.        Penulisan petunjuk dan contoh pengerjaan
Permusan petunjuk pengerjaan tes, dan bila perlu pemberian contoh pengerjaan tes, untuk membantu peserta tes menghindarkan kesalahan yang tiudakperlu, yang disebabkan bukan oleh ketidakmampuan menjawab pertanyaan atau melakukantugas seperti dimaksudkan butir tes, melainkan karena alas an teknis atau prosedur pengerjaanyang kurang jelas. Bila perlu dapat puladiberikan contoh caramengerjakan atau menjawab pertanyaan yang diharapkan.
4.        Penulisan kunci jawaban atau rambu-rambu penskoran
Penyusunan kunci jawaban (unbtuk tes objektif) dengan skor 1 bila benar dan 0 bila salah, dan rambu-rambu penskoran (untuk tes subjektif) dengan rentangan skor tertentu (misalnya 2, 1, 0 atau 4, 3, 2, 1, dll), tergantungpadaketepatan dan kelengkapan jawaban peserta sesuai dengan rincian rambu-rambu penskoran yang telah disusun sebelumnya.
5.        Penetapan metode validasi tes
Penetapan metode validasi tes untuk melakukan kajian terhadap validitas dan reliabilitas, dengan merujuk kepada rumus penghitungan yang sesuai dengan jenis dan format tes yang digunakan.
6.        Moderating, pilot testing, dan uji coba tes
Pengumpulan umpan balik untuk memperbaiki konsep tes yang telah tersusun melalui berbagai cara termasuk moderating atau editing yaitumasukan dan umpanbalik dari ahli dan teman sejawat tentang berbagai aspek tes yang sedang disusun; pilot testing atau kadang0kadang disebut juga pre-testing yaitu semacam uji coba yang diselenggarakan secara informal dan berskala kecil atau uji coba yaitu penyelenggaraan tes dengan peserta tes yang memiliki kesamaan cirri seperti peserta tes sasaran sebenarnya. Pelaksanaan berbagai jenis tes uji coba itu digunakan untukmengumpulkan berbagai informasi tentang kekurangan dan kelemahan, kekurangjelasan dan bahkan kesalahan yang dapat ditemukan. Revisi terhadap konsep tes berdasarkan umpan balik, catatan, dan hasil analisis uji coba untuk menghasilkan tes yang sesuai dengan yang direncanakan.
7.        Penyusunan seluruh perangkat tes
Penyusunan seluruh perangkat tes yang lengkap yang terdiri dari: (1) tes dengan butir tes yang dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan contoh yng diperlukan, dan disediakan dalam jumlah yang mencukupi untuk seluruh peserta tes, (2) lembar jawaban. Jika diperlukan dalam jumlah yang cukup, (3) kunci jawaban atau rambu-rambu penskoran untuk digunakan oleh pengajar.

Rincian penyusunan perangkat tes

Perangkat tes
Kegiatan
Jadwal pelaksanaan
(1)   Kisi-kisi tes
Penusunan table berisi tujuan umum,rincian tujuan yang disusun menurut penting dan tingkat kesulitannya, dan jumlah atau persentasibutir tes atau pertanyaanuntuk masing-masingrincian tujuan
Tetapkan ancar-ancar waktu
(2)  Butir-butir tes atau pengayaan
Penulisan butir-butir tes atau pertanyaan berdasarkan rambu-rambu penulisan butir tes, sesuai dengan jenis dan formattes yang telah ditetapkan untuk digunakan
Tetapkan ancar-ancar waktu
(3)  Petunjuk dan contoh pengerjaan tes
Perumusan petunjuk cara pengerjaan tes yang jelas, bila perlu disertai contoh pengerjaan tes, waktu yang tersedia untuk mengerjakan seluruh atau masing-masing butir tes, dan bahkan rentangan skor yang tersedia
Tetapkan ancar-ancar waktu
(4)  Kunci jawaban atau rambu-rambu penskoran
Penyusunan kunci jawaban tes objektif yang berisikan daftar pilihan jawaban benar untuk masing-masing butir tes atau rambu penskoramn tes subjektif dengan berbagai bentuk dan isi jawaban benar dengan rincian skor yang bertingkat, nsesuai dengan ketrepatan dan keberterimaan jawaban
Tetapkan ancar-ancar waktu
(5)   Metode validasi tes
Penentuan validitas dan reliabilitastes serta cara pembuktian tanpa.dengan rumus tertentu dan prosedur penghitungannya
Tetapkan ancar-ancar waktu
(6)  Pengumpulan umpan balik dengan berbagai metode untuk perbaikan mutu tes
Penentuan cara-carta pengumpulan umpan balik untuk perbaikan tes, tempat danjadwal pelaksanaan dan kelompok orang yang dilibatkan
Tetapkan ancar-ancar waktu
(7)  Revisi konsep tes
Pelaksanaan revisi tes berdasarkan umpan balik hasil uji coba
Tetapkan ancar-ancar waktu
(8)  Seluruh perangkat tes selengkapnya
Penyusunan perangkat tes selengkapnya dalam bentuk final, termasuk: butir tes dan pertanyaan yang telah direvisi, kunci jawaban atau rambu penskoran yang telah disesuaikan, lembar jawaban tes, alat audio, dll yang dirasa perlu.
Tetapkan ancar-ancar waktu

Ragam bentuk tes bahasa
1.      Tes subjektif
Tes subjektif merupakan tes yang jawabannya berupa uraian dan penyekorannya dilakukan dengan mempertimbangkan benar salahnya uraian yang diberikan.
Ciri penanda:
a.       jumlah soal tidak terlalu banyak
b.      hasil yang diperoleh kurang mewadahi
c.       banyak dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti: kerapan penulisan, sikap penilai, emosi ataupun waktu yang terbatas.
Jenis tes subjektif:
a.       ingatan sederhana
dapat dijawab dengan singkat dengan menggunakan kata bagaimana, di mana, berapa banyak, dan kapan.
b.      jawaban pendek
pertanyaan berisi perintah, seperti: berikan defenisi, susunlah, tuliskan, yang dapat dinilai secara objektif.
c.       bentuk diskusi
memerlukan jawaban panjang, tidak dapat dinilai secara objektif, dengan menggunakan kata: jelaskan, gambarkan, bandingkan, terangkan, berikan alas an, dll.

2.      Tes objektif
Tes objektif merupakan tes yang cara pengamatannya dapat dilakukan secara objektif yang dilakukan dengan cara mencocokkan kunci jawaban dengan hasil tes.
Ciri penanda:
a.       reliabilitas penyekoran dapat dijamin
b.      jangkauan bahannya cukup luas
c.       mudah dalam pemeriksaan
d.      dapat dipakai dalam kesempatan lain
Jenis tes objektif:
  1. tes objektif bentuk penyempurnaan
bentuk tes ini menuntut penyempurnaan pernyataan yang belum lengkap. Ini mirip dengan tes subjektif jawaban pendek.
  1. tes objektif  bentuk betul salah
variasi bentuk ini diminta untuk membetulkan pernyataan yang dianggap salah.
  1. tes objektif bentuk penjodohan
bentuk tes ini memasangkan pernyataan yang disajikan dalam dua kelompok.
  1. tes objektif bentuk pilihan ganda
bentuk tes ini memilih jawaban yang benar dari alternative jawaban yang disediakan

Tes keterampilan berbahasa
1.      Tes menyimak
Valette mengemukakan beberapa teknik pengetesan kemampuan menyimak:
a.       berupa perintah/petunjuk yang menghendaki perbuatan sebagai jawabannya.
b.      Pertanyaan atau pernyataan yang diikuti soal pilihan ganda
c.       Dialog atau percakapan yang diikuti  soal pilihan ganda
d.      Ceramah dengan diikuti soal pilihan ganda

2.      Tes berbicara
a.       berdasarkan gambar
dengan adanya gambar, peserta diminta untuk menceritakannya
b.      wawancara
melakukan tanya-jawab
c.       diskusi
menyampaikan pendapat, mempertahankan pendapat, menaggapi ataupun yang lainnya.
d.      bercerita
meminta menceritakan sesuatu seperti: pengalaman atau topic tertentu.
e.       ujaran terstruktur
mengatakan kembali apa yang telah ditanyakan atau didiktekan

3.      Tes membaca
Membaca merupakan proses pengolahan bacaan atau teks untuk menggali informasi yang terdapat dalam teks.
Ragam tes membaca:
a.       teknik rumpang
b.      menceritakan kembali
c.       tes meringkas
d.      tes subjektif
e.       tes objektif

4.      Tes menulis
Menulsi dapat diartikan sebagai aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambing tulisan.
Ragam tes menulis:
a.       tes menulis berdasarkan rangsangan suara
b.      tes menulis berdasarkan rangsangan visual
c.       tes menulis dengan rangsangan buku
d.      tes menulis laporan
e.       tes menulis berdasarkan tema tertentu
f.       tes menulis surat

Ragam penilaian kelas
1.      tes tertulis
2.      penilaian kinerja
3.      penilaian portofolio
4.      penilaian proyek
5.      penilaian hasil kerja
6.      penilaian sikap
7.      penilaian diri
8.      peta perkembangan hasil belajar
9.      analisis instrument
10.  evaluasi hasil penilaian

B.    RANGKUMAN

Secara keseluruhan, penyusunan tes meliputi dua tahap yakni penyusunan rencana tes dan penyusunan perangkat tes. Ragam bentuk tes bahasa terdiri: tes objektif dan tes subjektif, sedangkan tes keterampilan berbahasa, meliputi: tes menyimak, tes berbicara, tes membaca, dan tes menulis. Namun terlebih dahulu memilih ragam penilaian kelas, antara lain: tes tertulis, penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian proyek, penilaian hasil kerja, penilaian sikap, dan peta perkembangan hasil belajar.

C.    REFERENSI

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:Remaja Rosdakarya.